Friday, May 23, 2014

Architect

We shape our building and afterwards our building shape us
Winston Churcill, 1943

Arsitektur menentukan perilaku dari mata kuliah ini saya jadi ingin berbagi sedikit tentang arsitektur "did you know that" Arsitektur and perilaku memang sulit dipisahkan. if you ever watched this film The Architect you'll knew and you'll found the means of "Arsitektur dan Perilaku" Saya sadari setelah saya belajar tentang arsitektur, setelah itu menjadi lebih senang mengamati bentuk bentuk gedung,infrastuktur dan seni bangunan di sekitaran tempat tinggal saya,selain itu saya mulai senang memperhatikan gerak gerik terutama perilaku manusia. Kata perilaku sendiri menunjukan manusia dalam aksinya, berkaitan dengan semua aktivitas manusia secara fisik; berupa interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya


Disisi lain,desain arsitektur akan menghasilkan suatu bentuk fisik yang bisa dilihat dan bisa dipegang. Krena itu hasil desain arsitektur dapat menjadi salah satu fasilitator terjadinya perilaku,bisa juga menjadi penghalang terjadinya perilaku.

Drucker (1969) menindikasikan bahwa “sebagian besar yang kita lihat adalah sesuatu yang ingin kita lihat”. Sementara Von Foester (1973) menulis bahwa “ apa yang kita bentuk dalam pikiran, itulah realitas yang kita perhitungkan
Namun realitas itu tidak selalu seperti yang diinginkan

Sebagai seorang arsitek Terkadang apa yang dibayangkan dalam imajinasi arsitek pada proses perancangan mungkin akan menghasilkan akibat yang berbeda pada saat atau setelah proses penempatan/penghuni. Penandaan lingkungan yang dilakukan arsitek melalui karyanya dapat diintrepretasikan secara berbeda oelh penggunanya.Seperti hal nya penggunaan kaca yang awalnya dimaksudkan untuk memberikan kesan luas atau menyatu dengan luar ruang, mengakibatkan orang-orang terluka karena membenturnya, atau menjadikan perlunya penjaga kaca agar orang tidak salah menabrak. Akibat ini tentu bukanlah yang diharapkan oleh seorang arsitek.
Rancangan yang dianggap baik oleh perancang, mungkin saja diterima penggunanya sebagai lingkungan yang dingin, membosankan, bahkan tidak ramah. Oleh karena itu diperlukan perpaduan imajinasi dan pertimabngan akal sehat dari arsitek. Setiap kali merancang, arsitek membuat asumsi-asumsi kebutuhan manusia, membuat perkiraan aktivitas dan atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya. Kemudian arsitek memutuskan bagaimana lingkungan tersebut akan dapat melayani manusia pemakai sebaik mungkin. Yang harus dipertimbangkan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional, rasional, ekonomis, dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan jug aharus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya termasuk bersosialisasi dengan sesama.

Kurang lebihnya seperti itu inti dasar yang dapat saya terima dan menurut saya perlu di bagi,setelah belajar mengenai arsitektur dan perilaku dari buku ini tentang arsitektur dan perilaku bisa di download disini walaupun tidak full satu buku bagi yang berminat silahkan di download